Ini adalah kisah
ibu mertua saya. Dulu sewaktu kedua anaknya masih kecil, dengan kondisi
keuangan yang terbatas, ibu mengandalkan semua keahliannya untuk menyambung hidup.
Bapak sebagai tulang punggung keluarga telah berpulang. Meski tak mengeluh, anak-anak pernah melihat ibu yang diam-diam menangis saat menganyam daun nipah
menjadi atap rumah untuk dijual. Ibu tekun membuat atap daun, meski harganya tak seberapa. Itu pun kadang laku,
kadang tidak.
Ibu beruntung masih bisa hidup nyaman di rumah yang cukup luas peninggalan kakek. Halaman
ditumbuhi pohon kelapa, mangga, sukun, dan
pisang. Bila musim panen, ibu menjual sebagian hasil kebun. Baru
sisanya untuk dimakan sendiri.
Ibu bekerja lepas
pada tetangga yang memiliki usaha rumahan membuat kerupuk ikan. Ibu bertugas
mengiris kerupuk dan membentuknya menjadi anyaman kepang. Upahnya bukan uang,
tapi irisan sisa karupuk yang tak bisa dibentuk. Di rumah, irisan kerupuk yang
tak beraturan itu digoreng dan dijadikan lauk. Pekerjaan itu pun tak selalu
ada, tergantung modal si tetangga tadi.
Itu juga
alasan ibu mengajarkan anak-anaknya untuk belajar menahan diri dan rutin berpuasa senin kamis. Meski ibu ternyata berpuasa setiap hari. Nasi putih, tahu goreng, dan irisan timun adalah
makanan nikmat yang selalu tersaji. Namun suatu hari, ibu tak mampu
menyiapkannya. Padahal saat itu ibu dan kedua anaknya sedang
berpuasa sunah seperti biasa.
Hari mulai
sore, sementara ibu tak jua menghidangkan menu untuk berbuka. Di dapur berlantai
tanah, ibu menyeka pipinya yang basah. Ibu menangis sembari memandang
pohon kelapa di luar sana. Dalam hati ia berdoa memohon pertolongan Allah.
Bruuuk... bruuuk... suara keras bersusulan mengagetkan ibu. Air mata ibu kian deras mendapati beberapa tandan buah kelapa sudah berada di tanah. Buahnya yang banyak masih tersusun rapi, tidak ada
yang tercecer dan semuanya kelapa muda. Allah sepertinya menjawab doa ibu yang ingin menghidangkan kelapa untuk berbuka. Padahal ibu tak bisa memanjat pohon yang tinggi itu.
Secara kebetulan pula datang orang yang mencari kelapa muda. Ibu menjualnya. Lumayan,
uangnya bisa dibelikan lauk. Sedangkan sisa kelapa masih banyak, cukup untuk
berbuka puasa selama seminggu kemudian. Alhamdulillah.
Itulah kisah
ajaib yang pernah ibu alami, tentunya semua itu atas izin Allah Swt.
Masih banyak kisah ajaib lainnya, khususnya yang dialami Nabi Muhammad Saw.
Baca yuk, karena sangat menginspirasi dan menambah keimanan kita.
Masih banyak kisah ajaib lainnya, khususnya yang dialami Nabi Muhammad Saw.
Baca yuk, karena sangat menginspirasi dan menambah keimanan kita.
“Buku Kisah Hebat Nabi Muhammad bisa dibeli di
MatahariMall.com”
Doa orang tua seringkali berkah
BalasHapus