Itulah yang saya alami bersama kedua anak saya, Fayruz dan Fadhil. Suatu hari saya sedang
praktik membuat kue bolu. Saya pun mengocok telur dan gula hingga putih
dan mengembang. Kemudian menambahkan tepung terigu dengan mentega cair, dan
memanggangnya. Rupanya mereka tertarik melihat telur-telur yang dikocok bisa
berbusa dan mengembang.
Fayruz
yang berusia 4 tahun 4 bulan meminta izin mengocok telur seperti yang saya
lakukan. Adiknya, Fadhil yang berusia 2
tahun 3 bulan pun sibuk mengambil kocokan telur dan baskom, ingin melakukan hal
yang sama. Teringat pengalaman mencuci menggunakan rinso, sebuah ide cemerlang tiba-tiba
muncul.
Segera
saya ambil dua baskom kecil dan alat pengocok telur manual. Menuangkan sedikit
air pada masing-masing baskom dan menambahkan sedikit rinso cair. Fayruz dan
Fadhil mulai mengocok air hingga berbusa dan mengembang. Mereka senang sekali.
“Mana
mentega kuningnya, bun?,” tanya Fayruz.
Saya
tuangkan pewarna kuning ke dalam baskom mereka. Anak-anak sangat senang. Meski
akhirnya mereka menumpahkan ‘adonan’ hingga mengenai pakaian, menyisakan noda
berwarna kuning. Saya biarkan mereka bermain dan terus bereksperimen. Noda
bandel? Biar saya dan rinso yang mengatasinya nanti.
Setelah
bermain, segera saya bersihkan pakaian yang terkena noda dengan rinso cair yang
bekerja dua kali lebih cepat. Oleskan rinso cair di tempat yang kotor, kucek,
diamkan sebentar, kucek kembali kemudian dibilas. Beres deh. Kemudian
kami menikmati kue bolu bersama. Persembahan bunda untuk anak-anak hebat, Fayruz dan Fadhil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar