Rabu, 18 Januari 2017

Bakmi Mewah Aneka Topping, Sajian Mewah di Rumah

Siapa, sih, yang nggak suka makan mie instan? Saya dan suami doyan banget. 
Makanan praktis ini menjadi cemilan ringan di antara jam makan besar pada pagi dan sore hari. Bahkan saat perut keroncongan di malam hari, lagi-lagi mie instan solusinya.

Tapi sejak punya anak, kami menyembunyikan kebiasaan makan mie instan serapi mungkin. Menyantap mie instan bareng suami jadi me-time yang seru, soalnya dilakukan saat anak-anak sedang tidur. Jadilah umpet-umpetan. Loh, memangnya kenapa? Kawatir mereka ikut ketagihan seperti kami, orangtuanya.

Jumat, 30 Desember 2016

Umroh untuk Ibu

Tak terasa, hanya dalam hitungan jam, kita akan meninggalkan 2016. Sejenak menengok ke belakang, sebuah duka tertoreh di tahun 2016. Di hari ke 25 bulan Januari, saya kehilangan ibunda tercinta. Kesedihan mendalam mengguncang saya yang saat itu sedang hamil enam bulan.

Mei 2016, anggota keluarga kami bertambah. Bayi laki-laki bernama Ahmad Fatih Al-Fawwaz mengobati rasa kehilangan saya. Selanjutnya, kehidupan seakan berwarna lagi. Hari-hari berputar cepat. Mengurusi dua anak dan seorang bayi sangat menguras tenaga dan air mata. Untungnya suami selalu siaga, siap membantu kapan saja. Maklum, kami tak memiliki asisten rumah tangga.

Meski masih terjebak dalam urusan domesik yang nggak jauh-jauh dari anak dan rumah, saya pun punya keinginan yang kuat untuk tahun 2017 kelak. Dengan menuliskannya di sini, saya berharap keinginan tersebut bisa terwujud.

Sabtu, 06 Agustus 2016

Malkist Isi Fla Goreng



Bikin kue mudah, nggak pake ribet, dan anti gagal. Udah gitu, gak perlu pake mixer, dan rasanya hmmm... yummi.

Resep ini saya dapat dari postingan Mbak Esti Denz di wall facebook.


Jumat, 24 Juni 2016

Kisah Ajaib Pohon Kelapa

Ini adalah kisah ibu mertua saya. Dulu sewaktu kedua anaknya masih kecil, dengan kondisi keuangan yang terbatas, ibu mengandalkan semua keahliannya untuk menyambung hidup. Bapak sebagai tulang punggung keluarga telah berpulang. Meski tak mengeluh, anak-anak pernah melihat ibu yang diam-diam menangis saat menganyam daun nipah menjadi atap rumah untuk dijual. Ibu tekun membuat atap daun, meski harganya tak seberapa. Itu pun kadang laku, kadang tidak.

Ibu beruntung masih bisa hidup nyaman di rumah yang cukup luas peninggalan kakek. Halaman ditumbuhi pohon kelapa, mangga, sukun, dan pisang. Bila musim panen, ibu menjual sebagian hasil kebun. Baru sisanya untuk dimakan sendiri.

Selasa, 30 Juni 2015

Meniti Karir Dari Rumah

Ramadhan tahun ini terasa begitu berkesan, balitaku dan kakaknya yang baru lulus Taman Kanak-kanak sedang belajar berpuasa. Kami banyak menghabiskan waktu bersama di rumah, bermain, belajar, sholat berjamaah hingga tadarus bersama. Rasanya lebih tenang.

Bahkan saat libur kerja, suami memilih berkumpul bersama Fayruz dan Fadhil, kedua anak kami di kamar depan rumah kami. Ruangan yang selalu menjadi pilihan khususnya di siang yang terik. Maklum hanya di ruangan itu yang dilengkapi pendingin ruangan (AC). Ada saja yang mereka kerjakan bersama sang ayah.

Jumat, 12 Juni 2015

Mi Tropicana Slim, Rahasia Sehat Makan Mi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mi adalah kuliner populer yang sangat disukai. Kehadiran mi instan seakan menjawab kebutuhan para penikmat mi. Cara penyajian yang praktis dan rasanya yang enak membuat mi instan menjadi salah satu menu favorit bagi keluarga Indonesia.

Saya dan ibu juga suka makan mi instan. Bahkan kami menjadikannya sebagai kudapan yang dapat dinikmati setiap saat. Namun kebiasaan makan mi tak bertahan lama, sampai suatu ketika ibu mengeluhkan pergelangan kakinya yang bengkak setiap kali selesai mengkonsumsi mi instan.

Kok, bisa, sih? Buktinya saya tak mengalami keluhan yang dirasakan ibu. Setelah memeriksakan kesehatan, ibu disarankan untuk mengurangi konsumsi garam. Ibu disarankan mengurangi konsumsi garam, ikan asin, dan mi instan. Loh, kok, mi instan termasuk juga, sih? 

Rabu, 22 April 2015

#BeraniLebih Menciptakan Usaha

Berhenti bekerja saat karir mulai menanjak adalah keputusan sulit. Namun terus bekerja juga dilema. Perasaan itu dulu menghantuiku. Ibu, satu-satunya yang membantuku mengurus anak mendadak sakit. Dokter menyarankan agar ibu tidak mengangkat beban berat, termasuk menggendong bayi.

Bagaimana aku membantu suami mencari uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga kecil kami, ibu sekaligus ibu mertua yang berstatus janda? Belum lagi cicilan rumah yang baru kami ajukan beberapa tahun.