Selasa, 26 Maret 2013

Mengocok Air Sabun

Anak-anak belajar melalui seluruh panca indranya. Bagaikan penyelidik yang suka bereksperimen, dan mengetahui cara kerja sesuatu, berbagai pertanyaan spontan meluncur dari bibir mungilnya yang menanti sebuah jawaban. Anak-anak suka sekali meniru orang dewasa.

Itulah yang saya alami bersama kedua anak saya, Fayruz dan Fadhil. Suatu hari saya sedang
praktik membuat kue bolu. Saya pun mengocok telur dan gula hingga putih dan mengembang. Kemudian menambahkan tepung terigu dengan mentega cair, dan memanggangnya. Rupanya mereka tertarik melihat telur-telur yang dikocok bisa berbusa dan mengembang.

Fayruz yang berusia 4 tahun 4 bulan meminta izin mengocok telur seperti yang saya lakukan.  Adiknya, Fadhil yang berusia 2 tahun 3 bulan pun sibuk mengambil kocokan telur dan baskom, ingin melakukan hal yang sama. Teringat pengalaman mencuci menggunakan rinso, sebuah ide cemerlang tiba-tiba muncul.


Segera saya ambil dua baskom kecil dan alat pengocok telur manual. Menuangkan sedikit air pada masing-masing baskom dan menambahkan sedikit rinso cair. Fayruz dan Fadhil mulai mengocok air hingga berbusa dan mengembang. Mereka senang sekali.
“Mana mentega kuningnya, bun?,” tanya Fayruz.

Saya tuangkan pewarna kuning ke dalam baskom mereka. Anak-anak sangat senang. Meski akhirnya mereka menumpahkan ‘adonan’ hingga mengenai pakaian, menyisakan noda berwarna kuning. Saya biarkan mereka bermain dan terus bereksperimen. Noda bandel? Biar saya dan rinso yang mengatasinya nanti.

Setelah bermain, segera saya bersihkan pakaian yang terkena noda dengan rinso cair yang bekerja dua kali lebih cepat. Oleskan rinso cair di tempat yang kotor, kucek, diamkan sebentar, kucek kembali kemudian dibilas. Beres deh. Kemudian kami menikmati kue bolu bersama. Persembahan bunda  untuk anak-anak hebat, Fayruz dan Fadhil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar