Jumat, 30 Desember 2016

Umroh untuk Ibu

Tak terasa, hanya dalam hitungan jam, kita akan meninggalkan 2016. Sejenak menengok ke belakang, sebuah duka tertoreh di tahun 2016. Di hari ke 25 bulan Januari, saya kehilangan ibunda tercinta. Kesedihan mendalam mengguncang saya yang saat itu sedang hamil enam bulan.

Mei 2016, anggota keluarga kami bertambah. Bayi laki-laki bernama Ahmad Fatih Al-Fawwaz mengobati rasa kehilangan saya. Selanjutnya, kehidupan seakan berwarna lagi. Hari-hari berputar cepat. Mengurusi dua anak dan seorang bayi sangat menguras tenaga dan air mata. Untungnya suami selalu siaga, siap membantu kapan saja. Maklum, kami tak memiliki asisten rumah tangga.

Meski masih terjebak dalam urusan domesik yang nggak jauh-jauh dari anak dan rumah, saya pun punya keinginan yang kuat untuk tahun 2017 kelak. Dengan menuliskannya di sini, saya berharap keinginan tersebut bisa terwujud.

Sabtu, 06 Agustus 2016

Malkist Isi Fla Goreng



Bikin kue mudah, nggak pake ribet, dan anti gagal. Udah gitu, gak perlu pake mixer, dan rasanya hmmm... yummi.

Resep ini saya dapat dari postingan Mbak Esti Denz di wall facebook.


Jumat, 24 Juni 2016

Kisah Ajaib Pohon Kelapa

Ini adalah kisah ibu mertua saya. Dulu sewaktu kedua anaknya masih kecil, dengan kondisi keuangan yang terbatas, ibu mengandalkan semua keahliannya untuk menyambung hidup. Bapak sebagai tulang punggung keluarga telah berpulang. Meski tak mengeluh, anak-anak pernah melihat ibu yang diam-diam menangis saat menganyam daun nipah menjadi atap rumah untuk dijual. Ibu tekun membuat atap daun, meski harganya tak seberapa. Itu pun kadang laku, kadang tidak.

Ibu beruntung masih bisa hidup nyaman di rumah yang cukup luas peninggalan kakek. Halaman ditumbuhi pohon kelapa, mangga, sukun, dan pisang. Bila musim panen, ibu menjual sebagian hasil kebun. Baru sisanya untuk dimakan sendiri.